Pages

Rabu, 25 Juli 2012

Dia


Dia begitu istimewa buat ku
Begitu banyak hal baru yang ku pelajari dari nya
Darinya aku belajar untuk memperbaiki diri
Darinya aku belajar mengontrol hawa nafsu ku
Darinya pula aku mengenal arti cinta yang sesungguhnya
            Dia dapat membuat hidup ku bahagia dengan caranya
            Dia dapat membuat aku tersenyum dengan sikapnya
            Dia dapat membuat ku lebih bersyukur dengan ucapannya
            Dia dapat membuat hidupku berwarna dengan gayanya
Ya itulah dia
Di balik kemarahannya ada kedewasaan
Di balik kediamannya tersembunyi beribu makna
Di balik kegalakannya ada sebuah kebaikan
Di balik kesombongannya ada sejuta senyum yang akan dia tebarkan kapan pun dia mau
            Ya dari balik kediaman ku aku mengagumi dia
            Dari kejauhan aku memperhatikan dia
            Ya saat ini hanya itu yang dapat ku lakukan
            Mengagumi dan memperhatikannya dari jauh
Satu kata dia yang ku sukai
“ Jika engkau belum siap melangkah dengan seseorang cukup cintai ia dengan diam. Bersabarlah dalam diammu karena tulang rusuk tidak akan pernah tertukar”
           
                 

Pilihan


Di hidup kita begitu banyak pilihan yang harus kita jalani dan setiap pilihan tersebut ada akibat yang harus kita terima. Itu lah yang kualami saat ini. Di antara begitu banyak pilihan tersebuat aku sudah memilih satu pilihan yang menurut ku terbaik. Tapi keputusan yang ku anggap terbaik dan aku ambil itu ternyata membuat banyak pihak kesal, terutama teman-teman satu jurusan ku karena harus membuatkan tugas ku yang harus di kumpul saat itu. Ketika menerima kabar seperti itu ingin rasanya diri ini untuk membantu meringankan beban mereka tapi apa daya tubuh ini sudah terlanjur sampai pada tujuannya. Ya aku berusaha untuk mencari tiket untuk pulang ke sana lagi, tapi tiket yang tujuan kesana sudahlah habis. Pada saat itu tidak ada yang bisa ku lakukan untuk meringankan beban mereka, hanya ucapan maaf yang dapat ku ucapkan untuk teman-teman ku.
Aku sadar dengan ucapan maaf saja itu tidak lah mengurangi beban yang mereka tanggung. Kekesalan dan kemarahan mereka kepada ku dapat aku terima, karena kalau saja aku ada di posisi mereka aku pun akan kesal dan marah. Tapi apalah yang bisa aku lakukan hanya maaf, maaf dan maaf yang bisa aku lakukan sekarang. Mungkin saat ini permohonan maaf itu hanya bisa ku ucapkan lewat pesan singkat, tapi ketika di sana aku berniat untuk meminta maaf secara langsung kepada mereka.
Tidak hanya itu keputusan ku kali ini membuat aku harus meninggalkan banyak moment yang begitu berharga, mulai dari meminta cap lk untuk tugas selanjutnya, kebersamaan dengan teman-teman, meminta tanda tangan kakak-kakak kelas dan masih banyak lagi.
Yah tapi itu lah keputusan yang sudah ku ambil dengan berbagai resiko yang harus ku terima dan akan ku kejar sesudah aku kembali kesana.
SEMANGAT